Sabtu, 29 April 2017

Tak Terpisahkan Oleh Waktu Dan Jarak

Malang, 3 -9-1997
To yang terayang
Nun jauh di sana

Tak Terpisahkan Oleh Waktu Dan Jarak
Hari-hari yang daku lalui terasa semakin berat, siang hari keresahan melanda, malampun kegelisahan menimpa, apakah yang terjadi pada diri ini?....namun satu persatu kesulitan ini telah terlampui, meski dengan sedikit memporsir tenaga dan pikiran, untuk senantiasa dapat meraih cita-cita. Saat daku meniti dan memulainya sejuta harapan ditimpakan kepundakku, kala itu tak pernah terpikirkan akan beban yang telah diri ini sanggupi, yang terbayang hanyalah cita dan angan.

Dalam kesibukanku tertiup angin semilir, dalam kecerahan sinar mentari, membawa kabur tentang cinta dan kasih yang telah lama kukubur bersama kenangan lama yang sudah merenggut sebagian dari arti kehidupanku.
Sampai saat ini diriku meragukan akan arti sebuah cinta yang kita sama-sama ingin menawarkannya. Banyak yang tak ku mengerti, persoalan-persoalan kasih sayang, sahabat dan cinta bila tanpa kita bersama memecahkannya.

27 tahun yang lalu lahirlah seorang bayi lak-laki dari seonggok daging dan segumpal darah (tepatnya, Senin Kliwon Pahang, 12 Oktober 1970).  Entahlah saat itu mengapa dia terlahir, akan diberikan cobaan oleh Hyang Maha Kuasa, atau diberikan kesempatan untuk memahami kehidupan ini. Banyak sudah cerita dari sedih, gembira yang membuat orang lain senang atau membuat yang lain tak berkenan menyertai kehidupan bayi itu, sampai saat ini dia telah dikatakan sebagai sosok dewasa. Namun laki-laki itu tidak pernah merasakan dirinya sudah dewasa, selalu ada yang peduli pada dirinya.

Adakah yang peduli akan hari jadinya 12 Oktober 1997 (tepat yang kedua puluh tujuh). Selama ini tidak ada orang yang mau tahu, siapa yang hadir 27 tahun yang lalu, bahkan karena kesibukan laki-laki itu, kadang diapun lupa kapan dia hadir di muka bumi ini, hingga pernah laki-laki ini mengarang sebuah cerpen dengan judul “Oktober ke 12 yang terlupakan” the forgetten on Oktober 12nd.

Sekian dulu cerita pendeknya, sebagai pengantar pertemuan kita, mengenai pulangnya mungkin kak sunset akan tiba pada hari H Wisuda diselenggarakan itupun minta ijin, sebab kuliahnya sampai hari sabtu. Mengenai testingmu, kakak tidak bisa mengantar, mudah-mudahan kd mengerti, keadaan kakak. Saat kakak menulis, kakak masih sakit (sakit ringan), mungkin masih penyesuaian karena yang lain juga mengalami hal yang sama. Maklum biasa kuliah santai-santai tiba-tiba diserang oleh tugas yang banyak dan menterjemahkan dari buku aslinya. Insya allah pulang nanti bahasa daerahnya orang Bule Pintar. Belajar yang baik kalau perlu cari hubungan, sebab seperti yang kakak bilang, saat ini yang paling berperan, bukan kemampuan akademis (the academic competent) but the lobbying power is determinant. Kakak doakan semoga berhasil, tapi bila tidak berhasil jangan diambil hati anggap sebagai pengalaman (the first experience for to get another success!.
Raihlah suatu kehidupan seperti apa yang ada dalam kehidupanmu
Janganlah terhenti bila kakimu tersandung
Langkah pasti mencapai cita adalah harapan setiap orang

There is no the best but the better
(tetapi tidak ada yang terbaik tetapi hanya ada yang baik)
That is mean: jika mendapatkan satu kebaikan (prestasi)
Janganlah dirimu merasa puas but bekerja, belajar capai prestasi yang terbaik (higah  achievement)

Kakak tidak bisa pulang selama Galungan dan kuningan, kakak berdoa dengan cara sendiri, semoga hyang Maha Kuasa member ampunan dan jalan terang pada diriku yang papa

Andaikan aku yang dirimu dambakan
Mengapa hati ini masih ragu
Aku tak tahu bagaimana cintamu
Dan bagaimanakah sayangmu

Cinta tidak akan terwujud
Bila terucap tidak seharmonis perilaku kita
Untuk member warna dari kehidupan cinta itu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar