Kadang aku berpikir apakah
setiap langkah ini menuju kebenaran
Dipersimpangan jalan sering
langkah ini terhenti
Apakah aku menjadi seorang panutan atau menjadi jatuh
Dan tak mungkin menjadi bangkit
Menuju tujuan yang hamper tiba
Dari jauh aku melihat dia memanggilku
Namun setelah aku dekat
Ketika itu hasratku menggebu
Terlihat dimatanya juga menampakkan sebuah harapan
Namun dia selalu menampikkan
bahwa gunung hasrat
Jatuh tertahan
Aku tidak tahu apakah akan dapat tertolong
Ketika itu dimusim jelajah dunia,
aku berjalan dan menapaki dunia yang menjadi harapan sebagai seorang pendidik.
Sebuah tempat di mana dalam ketinggian gedung yang tidak dapat menyaingi
tingginya hasrat diriku yang ingin rasanya aku mencapai keberlahapan dunia yang
tak terhingga. Kakiku menuju sebuah gedung yang barangkali di mataku menjadi
sangat buruk jika aku bandingkan dengan gedung-gedung yang lainnya. Disana aku
juga melihat beberapa orang yang pada akhirnya menjadi teman sekelasku. Namun
satu orang yang paling cepat dan terlintas dalam ingatanku. Namun aku masih
dalam keraguan untuk menyapa apakah benar dia adalah mantan ku ‘mantan kawan
kerjaku yang sebelumnya aku kenal. Tubuh kecil mungil, semangat dan cerdas,
gerakannya cepat percaya diri dan mandiri. Ya
tidak salah lagi pasti dia…. Hai aku menyapa dengan sopan lalu kami
berkenalan “ dav dia menyebutkan namanya… dengan serius aku mengulang kembali
Dav `