Sabtu, 19 Januari 2019

Menapaki Dunia Yang Menjadi Harapan


Kadang aku berpikir apakah setiap langkah ini menuju kebenaran
Dipersimpangan jalan sering langkah ini terhenti
Apakah aku menjadi seorang panutan atau menjadi jatuh
Dan tak mungkin menjadi bangkit
Menuju tujuan yang hamper tiba
Dari jauh aku melihat dia memanggilku
Namun setelah aku dekat
Ketika itu hasratku menggebu
Terlihat dimatanya juga menampakkan sebuah harapan
Namun dia selalu menampikkan bahwa gunung hasrat
Jatuh tertahan
Aku tidak tahu apakah akan dapat tertolong


Ketika itu dimusim jelajah dunia, aku berjalan dan menapaki dunia yang menjadi harapan sebagai seorang pendidik. Sebuah tempat di mana dalam ketinggian gedung yang tidak dapat menyaingi tingginya hasrat diriku yang ingin rasanya aku mencapai keberlahapan dunia yang tak terhingga. Kakiku menuju sebuah gedung yang barangkali di mataku menjadi sangat buruk jika aku bandingkan dengan gedung-gedung yang lainnya. Disana aku juga melihat beberapa orang yang pada akhirnya menjadi teman sekelasku. Namun satu orang yang paling cepat dan terlintas dalam ingatanku. Namun aku masih dalam keraguan untuk menyapa apakah benar dia adalah mantan ku ‘mantan kawan kerjaku yang sebelumnya aku kenal. Tubuh kecil mungil, semangat dan cerdas, gerakannya cepat percaya diri dan mandiri. Ya  tidak salah lagi pasti dia…. Hai aku menyapa dengan sopan lalu kami berkenalan “ dav dia menyebutkan namanya… dengan serius aku mengulang kembali Dav          `