Selasa, 14 November 2017

Ku mohon Dapat Mencerna ElokMu Sesaat

Kau tampak anggun seperti sejuk sang embun
begitu indah bunga yang merekah
Aku tahu teman-temanku juga tak mengerti dan mereka juga tahu
Seluruh jagat raya pasti tahu

Sangat mustahil mungkin
Mendapat cinta bidadari secantik dikau
Apalagi aku tak akan pernah dapat ijin
Mengikuti sayembara cinta bidadari
Akan dirimu yang memukai

Jika  saja aku diberi satu kesempatan
Sedetik untuk menatap elokmu dari dekat
Aku pasti siap dan takkan kusia-siakan
Meski sedetik kemudian wajahku
Ditampar secepat kilat

(Ananta KA 2017)

Pesonamu Menjadi Semangatku

Cantiknya parasmu yang sungguh membuatku
Tak ingin mengalihkan gerak mataku
Pesona yang sungguh menjadi semangat
Yang bila dipertanyakan kenapa

Disini adalah kamu jawabannya
Maaf bila pesonamu
Membuatku ingin menulis banyak tentangmu
Tentang hadirmu

Tak ada yang lebih semangat
Daripada mengintip hadirmu diantara gerakmu
Maafkan aku yang telah lancang mengagumimu
Tetaplah menjadi semangatku

Sinar matamu menandakan kedamaian
Bibirmu sangat menggoda

(Andi Novana 2017)

Dirimu Peneduh Jiwaku

Dirimu bagaikan matahari
Yang selalu menyinariku sepanjang hari
Dirimu bagaikan pohon yang selalu
Meneduhkan hati dan jiwaku

Dirimu itu seperti air yang selalu
Menenangkan hatiku
Kapankah aku bisa menggapai dirimu
Karena aku mengagumimu

Sejak hadirmu hingga kini
Dalam ruang hati ini sudah tak hampa
Buaian bunga-bunga menari
Yang kau tinggalkan dihati

Makin hari makin beraroma
Tanpa layu sedikitpun
Yang selalu kau sirami
Darimu sang pujaan

Sejak hari pertama berjumpa
Mata ini tak mau beralih pada satu titik
Dari sekian yang menawan
Ada titik di mana aku sungguh terpukau

Dan tak ingin beranjak
(Anonim 2017)

Aku Melihat Kegelapan Pada Dirimu

Jangan pernah hadir di hadapanku
Kamu bukanlah wanita impian
Kamu bukanlah wanita pujaan
Kamu bukanlah wanita harapan
Tak sedikitpun hatiku bergetar
Jika melihatmu, hanya kegelapan
Yang aku lihat darimu

(Juli Ariana 2017)

Ketika Benci Itu Datang

Awal jumpaku tak sadar akan hadirmu
Yang menenangkan hatiku dengan ceriamu
Namun kini tingkahmu membuatku sebel
Semakin hari hadirmu membuatku kacau

Suaramu buatku gila
Ulahmu membuatku stress
Hingga akhirnya ku putuskan
Aku membencimu


(Yudha Arya 2017)

aku rajut kasih di muara kalbu

Mengagumi sosok dirimu
Di dalam sepinya waktu……
Tidak pernah jeda aku menyulam rindu di jiwa….

Di dalam sunyinya lara…..
Tidak pernah sirna aku rajut kasih di muara kalbu…
Bahwasannya akulah pengagum dirimu
Di balik tabir rahasia…

Di balik senyum karismamu
Melekat erat dibentuk malamku…..
Mengantarkan hasratku ke ujung bahagia…
Meski aral nan menjadi ruang pemisah

Mengagumi bukanlah sebuah dosa

Wirawanto 2017

Aku Berharap Simpatimu

Sejak pertama memandang wajahmu
Aku sudah menaruh simpati
Pada dirimu
Dengan senyum manis dan anggun 
Aku Tak sanggup melupakan
Dan akan selalu kukenang pujaan hatiku
Dari yang mengharapkan simpatimu

Wirawan….2017

Sepinya Malam Bertaburan Bintang

Aku benci keadaan ini
Aku benci kebohongan
Kenapa keadilan tak berpihak
Pantaskan aku bersikap

Jujur aku tak bisa hindari sepi
Malam ini kembali hatiku merintih
Inginkan dirimu
Jelas tak mampu lagi kudekati

Malam….
Lelap tidurku
Dengan angin malammu
Biarkan aku memimpikanmu
Indahnya malam bertaburan bintang

Dwi Prayoga 2017

Senin, 13 November 2017

Kehidupan Meracuniku

Hitam kelam dan dalam
Begitulah racun kehidupan
Yang telah meracuniku
Menghancurkan hidupku

Kata yang tak patut ada
Kata yang harusnya lenyap
Tapi aku mendekat dan merangkulnya
Merasuk dan masuk dalam hidupku
Betapa bodohnya aku

Kata yang seharusnya baik
Kini menjadi buruk
Nova suardika
Tidak ada benci dalam tatapan
Tidak ada kesal dalam sikap
Baik yang tersirat maupun tersurat…
Hanya sedikit tidak suka

Dengan pendiammu dengan murungmu
Tidak ada senyum di wajahmu
Tertawalah bahagialah
Aku tidak bermaksud membencimu
Sri Utami 2017.........

Langkah Kecilku Membawa Musim di Hatiku

Hari ini kuijinkan langkah kecilku ke suatu
Tempat asing…….
Di sana kutemukan senyummu yang merekah
Bagai bunga….
Ketika kau berbicara tegas, Guntur di hatiku
Seger menggelegar…
Saat kau diam termenung, angin sepoi-sepoi
Se akan berhembus di hatiku…..
Dan saat kau memberi perhatian matahari
Ikut mencairkan bekunya hati dan mengangatkan
Kanda, mungkin kau tak menyadarinya
Namun sejak pertama bertemu kudengar
Tutur katamu yang bijak…..
Dan menjadikan dirimu sebagai motivasi
Bagi diri ini kedepannya…..
Dan aku tertarik terus memandangimu
Karena kau membawa musim di hatiku

Dewi Yuli 2017..................

Bagaikan sinar Pagi kau adalah Semangatku

Kalau boleh ku katakan
Kau bagaikan sinar pagi
Yang setiap aku membuka mata
Di pagi hari
Kaulah penyemangatkanku
Kalau sayangku
Dan apabila kuboleh meminta
Maka…..
Aku akan meminta….
Aku akan memohonkan pada Tuhan
Agar aku selalu bersamamu
Karna sebagian
Semangatku ada padamu
Dewa Arta 2017.............

Tersenyum dalam Kebencian

Aku benci keadaan ini
Aku benci
Kenapa keadilan tak berpihak
Pantaskah aku mengambil sikap
Peraturan ini memaksaku untuk diam
Walau di marahi
Aku mengerti tentang semua ini
Aku mencoba untuk kuat
Bertahan dalam kekesalan
Tersenyum dalam rasa dendam
Teriakan kakak yang mengambil hakku
Memerintah selayaknya penjajah
Seenaknya mengatur menunjuk-nunjuk
Membuat aku tidak sudi mendengarnya
Sesungguhnya sikap kakak tak ada
Indahnya….
Teriak-teriak marah-marah
Tak bisa mengatur volume suaranya
Aku benci kakak…..
Aku tidak kakak

                    Kridayasa, 2017

Membisu dalam dekapan senyummu

Aku terpekur takzim
Pada hati yang sederhana
Pada hati yang membisu penuh arti
Aku luluh sebab tidak pernah kamu keindahan
Namun dekapan senyum serta sergapan tatapanmu
Menuntaskan serta menjelaskan semuanya
Ketika dimana rasamu juga melupakan rasamu

                     (Prayoga, 2017)

Seribu kata tak bisa mewakili

Satu kata beribu makna
Kebahagiaan, kesenangan, kesengsaraan, kesedihan
Melebur menjadi satu
Tapi dibalik semua itu
Kagumku tersimpan di benakku dengan segala kewibawaan mu
Contoh teladan untuk kami
Membuatku sesaat melupakan kelelahan ini
Mental jadi baja, laku jadi senjata
Malu tak ada lagi
Dan ilmu siap ditimba
Masa itu, masa okk

              (Andi Novana 2017)