(jawaban
sebuah harapan dan cinta)
Ketika sang
kekasih pulang dari rantau
Siapakah yang
dituju untuk pertama kalinya setelah ibunda tercinta?
Kita telah rengkuh kehidupan bersama meskipun hanya sesaat , ketika usia
perkawinan kita ditakdirkan seumur bunga. Dengan sangat berat akau merelakan
kekasih dipanggil bunda tercinta. Tak sedetikpun aku diberi kesempatan untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada kekasihku. Kekasih pergi dengan senyuman penuh
pegharapan agar suami tabah menjalani kehidupan in. Kasih ….. di pagi yang
cerah ketika itu mentari dengan tersenyum menyambut kehadiranmu, engkau pergi
saat menjalankan tugasmu yang mulia dan nafas terakhirmu terhembus dalam
pangkuan kekasihmu, dalam kuatnya rengkuhan tangan kekasihmu, dalam belaian
kasih sayang dan kedamaian kekasihmu.
Saat itu badai biru seakan menghempas tubuhku, petir menyambar memecah
kesunyian. Kini semua harapan dan impian bersama akan kujalani sendiri. Semoga engkau
pergi tetap dengan cinta, hingga meski engkau jauh cinta kita tetap menyatu dan
dirimu dapat memberi petunjuk untuk mencapai jalan hidup yang sempurna bagi
suamimu.
Kasih aku hampir tak kuasa menjalani hidup ini, cinta kasih yang kita
bina tanpa pernah ada keluh, ada amarah, ada kesal, semua keinginan kita masing-masing tak pernah
saling mengurangi. Begitu dalam cinta kita, hingga dapat saling mengerti dan
hampir setiap liku yang dijalani selalu ada senyum,ada kegembiraan dan tak
pernah sekalipun ada tangis, atau ada tengkar.
Saat ini semuanya telah berakhir, namun begitu cita-cita dan harapanmu
akan kujalani. Kasih jika dirimu melihat diriku sudah tidak mampu lagi untuk
menjalani hidup ini dengan baik. Panggilah daku, aku ingin bersamamu dimanapun
engkau berada, untuk kelahiran yang akan datang aku tetap ingin bersamamu dan
memperbaiki kisah hidup kita yang tertunda.
Akhirnya semoga Tuhan mengampuni segala pikiran, perkataan dan
perbuatan yang keliru, semasa kita hidup bersama. Dan doa tulus dari pancaran
cinta yang suci dari seorang kekasih, semoga engkau mendapat tempat yang
terbaik di sisi-Nya
(memoy 30 September 1999)
Eyes reflection
of your hope and your heart
Flowers were
blomming every where
I looked
memory are very precious with you my darling
And my wife
although a moment
Mata melukiskan harapanmu dan hatimu
Bunga-bunga
bersemi di setiap tempat
Aku teringat
kenangan yang sangat berharga bersamamu
Kekasihku dan
istriku meski sesaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar