Jumat, 30 Oktober 2009

Sebuah Buku Usang


(From the lost house)

Bisikan merdu yang terindah

Mengalun dari dasar kalbuku

Mampu meniup mendung-mendung tebal di hatiku

Mengikis habis batas-batas derita yang aku alami

Menguak tirai mimpi yang berkepanjangan

Sirna, musnah terhempas gelombang yang berpacu di jantungku

Terhias senyum yang menyejukkan jiwa

Wahai sahabat katakanlah sesuatu

Biar aku tenang

Karena aku tak akan pernah tahu, jika engkau diam

Dalamnya laut dapat aku perhitungkan

Dalamnya hatimu tak bisa aku bayangkan

Sahabat, tak selamanya diam itu emas

Buku yang ku simpan

Jauh di dasar hati yang paling dalam

Yang tak pernah ku sentuh apalagi kubaca

Sudah terhapus guratan-guratan di dalamnya

Sudah kulupakan syair-syair indahnya

Tidak akan pernah akan terbaca lagi

Ya tak akan,

Sekalipun dengan kaca pembesar

Namun saat ini

Ketika kulihat sahabat,

Membangkitkan lagi ingatanku

Tentang buku ini

Syair-syair bernyanyi indah ditelingaku

Jika kau inginkan,

Akan kutuliskan lagi untukmu

Dengan tinta emas

Buku cinta yang usang

Temanilah perjalananku dengan kawan baruku

Setiap lembaranmu akan kutulis

Sajak indah tentang cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar