
(From the lost house)
Bisikan merdu yang terindah
Mengalun dari dasar kalbuku
Mampu meniup mendung-mendung tebal di hatiku
Mengikis habis batas-batas derita yang aku alami
Menguak tirai mimpi yang berkepanjangan
Sirna, musnah terhempas gelombang yang berpacu di jantungku
Terhias senyum yang menyejukkan jiwa
Wahai sahabat katakanlah sesuatu
Biar aku tenang
Karena aku tak akan pernah tahu, jika engkau diam
Dalamnya laut dapat aku perhitungkan
Dalamnya hatimu tak bisa aku bayangkan
Sahabat, tak selamanya diam itu emas
Buku yang ku simpan
Jauh di dasar hati yang paling dalam
Yang tak pernah ku sentuh apalagi kubaca
Sudah terhapus guratan-guratan di dalamnya
Sudah kulupakan syair-syair indahnya
Tidak akan pernah akan terbaca lagi
Ya tak akan,
Sekalipun dengan kaca pembesar
Namun saat ini
Ketika kulihat sahabat,
Membangkitkan lagi ingatanku
Tentang buku ini
Syair-syair bernyanyi indah ditelingaku
Jika kau inginkan,
Akan kutuliskan lagi untukmu
Dengan tinta emas
Buku cinta yang usang
Temanilah perjalananku dengan kawan baruku
Setiap lembaranmu akan kutulis
Sajak indah tentang cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar